Dr. H. Teuku Zulkhairi [Humas PB HUDA]
Dr. H. Teuku Zulkhairi [Humas PB HUDA]
Online
Assalamu'alaikum Wr Wb. 👋
Ada yang bisa dibantu saudaraku?

Peran Politik Ulama Aceh dalam Pilkada 2024 : Menegakkan Syari’at, Mencegah Fitnah dan Memperjuangkan Kesejahteraan Masyarakat

  • Diposting oleh : Hamba Allah
  • pada tanggal : Agustus 17, 2024

 


 Oleh Dr. Saiful Bahri SPN Aceh

Dosen UNISAI Al-Aziziyah Aceh Indonesia

Ulama Aceh memasuki ranah politik pada Pileg 2024 dan Pilkada 2024 dengan berbagai tujuan yang memiliki dasar ilmiah dan dapat dikaitkan dengan perspektif Al-Qur'an dan Hadis. Berikut adalah beberapa alasan yang mendasari langkah ini, beserta landasan dari Al-Qur'an dan Hadis:

1. Menegakkan Keadilan dan Kebijakan Berdasarkan Syariat Islam

- Alasan Ilmiah: Ulama berperan dalam memastikan bahwa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah selaras dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Syariat Islam. Dalam konteks Aceh, penerapan Syariat Islam telah diatur dalam kerangka hukum yang diberikan otonomi khusus. Oleh karena itu, ulama merasa perlu terlibat dalam politik untuk menjaga keadilan dan kepatuhan terhadap hukum Islam.

- Perspektif Al-Qur'an: Al-Qur'an menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek kehidupan. Allah berfirman dalam Surah An-Nisa' ayat 58: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil."

- Hadis: Rasulullah ﷺ juga bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling dicintai Allah dan paling dekat kedudukannya dengan-Nya di hari kiamat adalah imam yang adil." (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan pentingnya peran pemimpin dalam menegakkan keadilan, yang dapat dijadikan landasan bagi ulama untuk terlibat dalam politik.

 

2. Menghindari Fitnah dan Meminimalisir Kerusakan (Mafsadah)

- Alasan Ilmiah: Dengan terlibat dalam politik, ulama dapat membantu mencegah munculnya kebijakan yang bisa menyebabkan kerusakan sosial, moral, dan spiritual dalam masyarakat. Ini termasuk mencegah fitnah yang dapat merusak tatanan sosial dan keyakinan umat.

- Perspektif Al-Qur'an: Al-Qur'an mengajarkan pentingnya menghindari fitnah dan kerusakan. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 217, Allah berfirman: "Fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan."

- Hadis: Rasulullah ﷺ juga mengingatkan tentang bahaya fitnah dan pentingnya umat Islam untuk menjauhinya: "Akan ada fitnah yang akan menimpa hati manusia seperti datangnya malam yang gelap. Seseorang akan bangun pagi sebagai seorang mukmin, dan akan menjadi kafir di sore hari." (HR. Muslim). Dengan terlibat dalam politik, ulama dapat berusaha mengarahkan kebijakan agar tidak memicu fitnah dan menjaga kestabilan masyarakat.

 

3. Menjaga Amar Ma'ruf Nahi Munkar dalam Kebijakan Publik.

- Alasan Ilmiah: Salah satu tugas utama ulama adalah melakukan amar ma'ruf nahi munkar, yaitu mendorong kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dalam konteks politik, ulama dapat mempengaruhi kebijakan publik sehingga sesuai dengan nilai-nilai Islam dan mencegah hal-hal yang bertentangan dengan agama.

- Perspektif Al-Qur'an: Dalam Surah Ali Imran ayat 104, Allah berfirman: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."

- Hadis: Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya dengan tangannya (kekuasaannya); jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim). Dengan berada dalam pemerintahan, ulama memiliki kesempatan lebih besar untuk mencegah kemungkaran secara langsung melalui kebijakan.

 

4. Menghadirkan Kepemimpinan yang Berbasis Nilai-Nilai Islam.

- Alasan Ilmiah: Ulama terjun ke politik dengan tujuan menghadirkan kepemimpinan yang berbasis pada nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab. Dalam politik, kepemimpinan yang baik sangat dibutuhkan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.

- Perspektif Al-Qur'an: Dalam Surah Al-Ahzab ayat 21, Allah berfirman:"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

- Hadis: Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya amanah dalam kepemimpinan, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari dan Muslim). Ulama yang memahami ajaran Islam secara mendalam dapat menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan amanah.

 

5. Melindungi Umat dari Pengaruh Negatif dan Sekularisasi.

- Alasan Ilmiah: Dalam menghadapi tantangan modernisasi dan sekularisasi, ulama merasa perlu terlibat dalam politik untuk melindungi umat dari pengaruh negatif yang dapat merusak iman dan moralitas. Mereka bertujuan untuk menjaga agar nilai-nilai keislaman tetap menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

- Perspektif Al-Qur'an: Allah berfirman dalam Surah Al-Ma'idah ayat 105:"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk."

- Hadis: Rasulullah ﷺ bersabda, "Akan datang suatu masa ketika orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti memegang bara api." (HR. Tirmidzi). Dengan terjun ke politik, ulama berusaha untuk melindungi umat dari pengaruh yang dapat merusak iman mereka, dengan memastikan bahwa kebijakan publik mendukung kehidupan Islami.

 

6. Memperjuangkan Kesejahteraan Masyarakat

- Alasan Ilmiah: Ulama memiliki tujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan umat dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Dengan terlibat dalam politik, mereka dapat mempengaruhi kebijakan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

- Perspektif Al-Qur'an: Al-Qur'an mengajarkan pentingnya kebajikan sosial dan kepedulian terhadap sesama, seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Hashr ayat 7:"Agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu."

- Hadis: Rasulullah ﷺ bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad). Ulama yang terlibat dalam politik dapat memperjuangkan kebijakan yang lebih adil dan merata, serta memastikan bahwa kesejahteraan umat menjadi prioritas.

Dengan dasar ilmiah yang kuat serta didukung oleh panduan dari Al-Qur'an dan Hadis, ulama Aceh memasuki ranah politik pada Pileg 2024 dan Pilkada 2024 untuk menegakkan keadilan, menjaga syariat, mencegah kerusakan, dan memperjuangkan kesejahteraan umat.

Partisipasi mereka diharapkan dapat membawa kepemimpinan yang adil dan berbasis pada nilai-nilai Islam, serta melindungi masyarakat dari pengaruh negatif yang dapat merusak iman dan moralitas mereka.

Berbagi

Posting Komentar