- Diposting oleh : Hamba Allah
- pada tanggal : Agustus 13, 2024
HUDA.or.id - Banda Aceh |Ketua Umum Majelis Syuriah Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA), Tgk. H. Syaikh Hasanoel Basry, HG melantik dan mengukuh secara resmi pengurus HUDA periode 2023-2028. Proses pelantikan yang berlangsung di Hotel Grand Aceh Syari’ah, Banda Aceh ini dihadiri 500 tamu undangan dari berbagai kalangan. Selain itu, juga dihadiri oleh para ulama kharismatik Aceh seperti Waled Nuruzzahri Samalanga, Abi Daudi Hasbi, Tgk. H. Muhammad Amin Daud (Ayah Cot Trueng) dan sebagainya.
Adapun pembacaan Surat Keputusan (SK) PB HUDA periode
2023-2028 ini dibacakan oleh Tgk. H. Faisal Ali selaku Sekretaris Umum (Katib
‘Am) Majelis Syuriah PB HUDA. Para Pengurus Harian PB HUDA yang dilantik antara
lain yaitu, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab selaku ketua Umum, para wakil Ketua
yaitu Abi Hidayat Muhibuddin Waly, Abiya Dr. Tgk. H. Anwar Usman, Abu Yazid Al
Yusufi dan belasannya lainnya. Sementara
posisi sekjend PB HUDA dijabat oleh Tgk. H. Hasbi Albayuni atau Abi Bayu dan
dibantu puluhan sekretaris lainnya.
Usai dilantik sebagai ketua Umum Majelis Tanfiziyah PB HUDA,
dalam sambutannya, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab disapa Tu Sop mengatakan, ke depan
HUDA harus lebih eksis lagi dan memberi manfaat untuk ummat. Tu Sop juga
mengatakan bahwa HUDA ini akan besar karena kepengurusan diisi oleh orang-orang
besar yang komit mendidik ummat baik lewat pendidikan, dakwah dan berbagai hal
Dimana mereka sepakat untuk mengorganisir diri di bawah HUDA.
Tu Sop juga mengatakan bahwa HUDA yang hadir di masa konflik
telah berhasil memposisinya diri sebagai meditor dalam konflik, menjadi solusi
dalam segudang masalah Aceh saat itu.
“Jadi, ke depan HUDA harus terus memposisikan dirinya sebagai
pemberi solusi dalam di hadapan berbagai masalah ummat. Dua hal solutif yang
harus terus dilakukan sampai kapan pun, yaitu selalu membina, mengawal dan
mengarahkan ummat supaya dalam menjalani semua aspek kehidupan selalu selaras
dengan ajaran Islam. Untuk apa?, Supaya sesuai dengan pesan Rasulullah Saw,
jangan sampai duniamu menjadi malapekata bagi akhiratmu,” ujar Tu Sop
mengingatkan sembari mengutup pesan Rasulullah Saw.
Tu Sop juga menyampaikan bahwa HUDA harus membantu ummat
untuk selesai dengan problem dunia dan juga problem akhirat. Manhaj Ahlusunnah
wal Jama’ah yang merupakan prinsip utama pengurus HUDA, harus mampu menjaga
keseimbangan.
“Kalau ummat berkonflik, maka pengurus HUDA tidak boleh
menjadi salah satu keseblasan dalam konflik. HUDA harus menjadi mediator yang
melakukan ishlah (perdamaian). HUDA harus mampu mengorganisasir pemikiran dan
sikap ummat menunju hasanah di dunia dan hasanah di akhirat,” terang Tu Sop.
Tu Sop juga menjelaskan bahwa saat ini banyak ruang kosong
yang belum terisi sehingga menjadi persoalan bagi ummat dan agama. Maka itu,
kata Tu Sop kepengurusan HUDA periode ke depan ini mari kita sempurnakan yang
masih lemah.
“Saya mengajak seluruh PW HUDA yang hadir memberi untuk
memberi solusi untuk ummat lewat nur dan cahaya pengetahuan yang telah
diberikan Allah kepada kita. Bagaimana agar ajaran agama itu tersampaikan
kepada ummat,” ujar Tu Sop menambahkan.
Menurut Tu Sop, kondisi saat ini banyak ummat yang tahu atau mengerti dalam urusan
beribadah, tapi ironisnya justru sesat dalam menjalani kehidupan. Maka itu, Tu Sop menekankan para pengurus
HUDA agar betul-betul memperhatikan, jangan sampai masyarakat kita rajin
beribadah, tapi justru salah menjalani kehidupan karena tidak berpedoman pada
nilai-nilai Islam.
“Kita harus buktikan bahwa Ahlusunnah wal Jama’ah yang
menjadi manhaj kita, dan bahwa Syari’at
Islam yang diterapakn di Aceh betul-betul dapat menjadi Solusi bagi segudang
persoalan yang dihadapi Masyarakat kita. Maka mari kita sempurnakan dan berikan
rumusan-rumusan hidup bagi ummat sehingga HUDA bisa hadir sebagai organisasi
yang penting dengan melakukan hal-hal yang penting untuk ummat,” pungkas Tu
Sop.
Sebelumnya, usai melantik pengurus Tanfiziyah PB HUDA, Abu
Mudi selaku Ketua Majelis Syuriah mengatakan bahwa HUDA merupakan hasil
kesepakata musyawarah besar ulama Aceh di makam Syiah Kuala di masa konflik.
Saat itu, di antara keputusan penting yang dikeluarkan oleh HUDA antara lainnya
yaitu menghentikan segala bentuk kekerasan menuju terwujudnya perdmaaian. Dalam
sambutannya, Abu Mudi juga mengatakan bahwa para ulama Aceh tidak hanya
mencerdaskan anak bangsa, tapi juga membangun peradaban Aceh.
Ketua Bidang Media dan Hubungan Masyarakat PB HUDA
Tgk. Dr. Teuku Zulkhairi, MA.