- Diposting oleh : Hamba Allah
- pada tanggal : Mei 07, 2025
Tgk. H. Dr. Anwar Usman, MM, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Abiya Anwar Kuta Krueng, adalah salah satu ulama kharismatik Aceh masa kini yang memegang peran penting dalam memajukan pendidikan dayah dan memperjuangkan syariat Islam di Tanah Rencong. Ia merupakan pimpinan Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, sebuah lembaga pendidikan Islam bersejarah yang terletak di Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Dayah ini telah lama menjadi salah satu pusat pendidikan Islam tradisional yang mencetak banyak ulama dan cendekiawan Aceh.
Abiya Anwar lahir dan besar dalam lingkungan keluarga ulama. Ayahandanya adalah Abu Kuta Krueng, seorang ulama besar Aceh yang sepanjang hidupnya mendedikasikan diri untuk membina umat melalui pendidikan dayah. Setelah wafatnya sang ayah pada Februari 2025, estafet kepemimpinan Dayah Darul Munawwarah dilanjutkan oleh Abiya Anwar. Prosesi pengukuhan kepemimpinannya dilaksanakan pada 15 Maret 2025 oleh Abu Mudi (Hasanoel Basri Hasyim), pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, dihadiri oleh para ulama dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah.
Perjalanan keilmuan Abiya Anwar dimulai dari lingkungan dayah. Ia dikenal sebagai alumni dari berbagai dayah terkemuka di Aceh, termasuk Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga yang menjadi pusat pendidikan Islam tradisional terbesar di Aceh. Selain itu, ia melanjutkan pendidikan formal hingga meraih gelar doktor, memperlihatkan perpaduan antara kekuatan ilmu tradisional (turats) dan akademis modern.
Pada 19-20 Mei 2025, dalam Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) PB HUDA yang digelar di The Pade Hotel, Aceh Besar, Abiya Anwar terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PB Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB HUDA) sisa masa jabatan periode 2024-2029. Ia menggantikan almarhum Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau lebih dikenal sebagai Tu Sop Jeunieb yang wafat pada awal 2025. Pemilihan Abiya Anwar mendapat dukungan luas dari para ulama dan pengurus dayah di seluruh Aceh. Keputusan pemilihan ini dibacakan oleh Tgk. H. Faisal Ali (Abu Sibreh), yang juga salah satu ulama senior di Aceh.
Sebagai Ketua Umum PB HUDA, Abiya Anwar mengemban amanah besar untuk melanjutkan perjuangan memperkuat peran dayah dalam membangun masyarakat Aceh yang berlandaskan syariat Islam. Dalam berbagai kesempatan, ia menyampaikan komitmennya untuk menjadikan PB HUDA sebagai wasilah (perantara) dalam memajukan pendidikan dayah, menjaga nilai-nilai Islam, serta mendorong kolaborasi antara ulama, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan Aceh yang berperadaban.
Selain itu, Abiya Anwar juga menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (AMALI), organisasi yang mewadahi perguruan tinggi berbasis kitab kuning di Indonesia. Perannya di AMALI menunjukkan dedikasinya dalam mengembangkan pendidikan Islam berbasis turats di tingkat nasional.
Karakter Abiya Anwar dikenal tegas namun santun. Ia sering hadir dalam berbagai forum keulamaan dan masyarakat, memberikan ceramah, tausiah, dan nasihat yang menyejukkan. Gagasan-gagasannya tentang pendidikan dayah yang kuat, penguatan ekonomi umat, dan pengembangan sumber daya santri menjadi perhatian utama dalam kepemimpinannya.
Kehadiran Abiya Anwar di pucuk pimpinan PB HUDA disambut hangat oleh banyak pihak. Sejumlah tokoh Aceh seperti H. Ruslan M. Daud (HRD), anggota DPR RI dari Fraksi PKB, menyampaikan harapan besar agar kepemimpinan baru ini mampu memperkokoh posisi dayah sebagai benteng Islam di Aceh dan menjadi motor penggerak perubahan positif bagi masyarakat.
Di bawah kepemimpinan Abiya Anwar, PB HUDA diharapkan mampu menjaga kesinambungan tradisi keilmuan Islam di Aceh, serta memperkuat peran dayah dalam menghadapi tantangan zaman. Ia juga bertekad untuk mempererat ukhuwah antar dayah, membangun sinergi dengan pemerintah, dan menguatkan pendidikan akhlak serta karakter generasi muda Aceh [Teuku Zulkhairi].