- Diposting oleh : Admin
- pada tanggal : Agustus 02, 2013
BERADA di kawasan wisata Krueng Batei Iliek Samalanga Bireuen, tidak membuat Dayah Jamiah Al- Aziziyah kehilangan identitas. Dayah (pesantren) yang berlokasi di pinggir Pemandian Krueng Batei Iliek yang didirikan pada tahun 2012 ini justru semakin bersemangat mengajarkan Kitab Kuning, yang dipadukan dengan kurikulum pendidikan formal bagi santri yang mondok di Dayah tersebut.
Lembaga Pendidikan Islam Dayah Jamiah Al-Aziziyah berlokasi di Komplek Makam Tgk Syiek Kuta Glee Gampong Batee Iliek Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen, Aceh. Lembaga Pendidikan Islam ini didirikan atas prakarsa ulama karismatik yaitu Syech Abu H Hasanoel Bashry HG (Abu MUDI).
Beliau bercita-cita ingin menghadirkan sebuah Lembaga Pendidikan Islam yang menerapkan sistem pendidikannya mulai dari jenjang yang paling bawah sampai ke Perguruan Tinggi dengan fokus kepada pengajaran kitab kuning.
Maka atas dasar hal tersebut Pada tanggal 19 Januari Tahun 2012 atas inisiatif salah seorang alumni dayah MUDI Mesjid Raya (Tgk Muntasir A Kadir, S Ag, MA) bersama beberapa alumni senior lainnya, merealisasikan keinginan tersebut mendirikan Lembaga Pendidikan Islam Dayah Jamiah Al-Aziziyah di atas lahan 14 hektar.
Lokasi Dayah Jamiah Al-Aziziyah menyatu dengan Komplek Makam Tgk Syiek Kuta Glee Gampong Batee Iliek yang merupakan makam pejuang dan juga ulama yang dikenal keramat oleh masyarakat sekitar.
Kemampuan santri dayah ini dalam membaca Kitab Kuning sudah tidak diragukan lagi. Ini didukung oleh sekitar 20-an guru Dayah MUDI Mesjid Raya yang ditugaskan khusus untuk mengajarkan santri. Pimpinan Dayah Jamiah Al-Aziziyah, Tgk Muntasir, S Ag, MA, mengatakan, pihaknya sengaja meminta bantuan guru ini untuk menjadikan materi-materi kitab Kuning dalam kurikulum dayah sebagai fokus pembelajaran.
Meski dayah ini menyelenggarakan pendidikan formal tingkat tsanawiyah (SMP), Aliyah (SMK) dan Perguruan Tinggi, namun kemampuan santrinya dalam membaca Kitab Kuning diharapkan dapat bersaing dengan dayah yang lebih bercorak tradisioal. "Dayah kami memang sangat konsen dengan mutu. Karena itu kami akan terus berbenah agar dapat terus mempertahankan mutu santri terbaik sehingga meski pesantren ini ada di lokasi tempat wisata tetap mampu bertahan dan bersaing dengan perubahan zaman," ujar Tgk Muntasir, MA yang juga merupakan Ketua STAI Al-Aziziyah Samalanga.
Dayah yang diresmikan operasionalnya oleh Abu MUDI pada 3 April 2013 dan baru memasuki tahun ajaran kedua, hingga saat ini telah memiliki 375 santri. Untuk kegiatan santri dayah ini juga menyelenggarakan program ektrakurikuler seperti penguasaan bahasa asing, muhadharah, keterampilan dan pelatihan Ilmu bela diri Kempo.
Shorinji Kempo ini diajarkan oleh Tgk Fadhlan Ulim (Guru Kempo), Semua santri diajarkan kempo setiap Jumat dan Minggu sore di Lapangan Komplek Dayah Jamiah Al-Aziziyah. Hingga saat ini kemampuan kempo santri Dayah Jamiah Al-Aziziyah, sebagian santri telah meraih prestasi pada tingkat propinsi.
http://ramadan.detik.com/read/2013/08/01/105413/2320976/1523/dayah-modern-jamiah-al-aziziyah-aceh-bertahan-dengan-kajian-kitab-kuning